Natuna _ ranaipos.com (RP) : Peringati Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2021 Pemerintah Daerah kabupaten Natuna gelar dialog secara virtual, bersama perwakilan Forum Anak Natuna di setiap kecamatan dan desa.
Dialog ini dipimpin langsung oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi.,S.sos.M.Si melalui daring, di Aula Rapat II Kantor Bupati Natuna, jalan Batu Sisir Bukit Arai, Senin (26/07).
Dalam sambutannya Wan Siswandi mengatakan, masalah anak merupakan masalah yang penting bagi Pemkab Natuna. Dimana pada generasi mendatang, letak kepemimpinan Natuna berada di tangan anak-anak.
“Jadi kita selaku pemerintah, forum anak, organisasi wanita, sekolah dan orang tua, memiliki kewajiban melakukan tanggung jawab yang sama terhadap anak,” tuturnya.
Vicon virtual bersama anak-anak Natuna, Bupati Natuna Wan Siswandi juga berpesan agar anak dan remaja di Natuna tidak keluyuran di luar rumah, mengingat situasi pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Tinggal dirumah tak usah keluyuran, tak usah nongkrong sana-sini karena tidak baik bagi kesehatan kita. Jika ada keperluan ijin ke orang tua. Untuk menghindari penularan ini, saya harap orang tua dan guru juga bisa mengingatkan anak tentang prokes,” pesannya.
Selain itu, Wan Siswandi juga mengajak, agar anak-anak dapat ikut mensukseskan program vaksinasi bagi anak berusia 12 hingga 17 tahun.
“Tujuan vaksin ini untuk membentuk ketahanan tubuh secara kolektif, yang di mulai dari tingkat keluarga. Gol nya di Kabupaten Natuna kekebalan kolektif ini secara keseluruhan terpenuhi,” ajaknya.
Wan Siswandi pun mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Natuna, yang telah menggelar acara peringatan hari anak nasional di Natuna, meski hanya bisa dilakukan secara virtual.
Usai menyampaikan sambutan, Bupati Natuna yang didampingi Pj. Sekda dan Plt Kadis DP3AP2KB, juga memberikan kesempatan bagi perwakilan Forum Anak Natuna di setiap kecamatan, untuk menyampaikan pertanyaan maupun keluh-kesahnya.
Adapun mayoritas keluhan disampaikan anak-anak, yakni terkait jaringan internet di daerahnya yang belum memadai. Hal ini mereka keluhkan, lantaran selama proses belajar dari rumah, tugas sekolah dikerjakan secara daring atau online.*(red)
Komentar