No Result
View All Result
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 5 Februari 2023
Ranai Pos
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Anambas
  • Seputar Kepri
    • All
    • Batam
    • Bintan
    • Karimun
    • Lingga
    • Tanjungpinang
    Bupati Natuna Terima Penghargaan Lencana Bakti Desa Pertama Dari Kementerian PDTT RI

    Bupati Natuna Terima Penghargaan Lencana Bakti Desa Pertama Dari Kementerian PDTT RI

    Bersama Masyarakat, Polsek Tanjungpinang Timur Gelar Jum’at Curhat

    Bersama Masyarakat, Polsek Tanjungpinang Timur Gelar Jum’at Curhat

    Masyarakat Teluk Air Curhat Bareng Polsek Balai Karimun

    Masyarakat Teluk Air Curhat Bareng Polsek Balai Karimun

  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Anambas
  • Seputar Kepri
    • All
    • Batam
    • Bintan
    • Karimun
    • Lingga
    • Tanjungpinang
    Bupati Natuna Terima Penghargaan Lencana Bakti Desa Pertama Dari Kementerian PDTT RI

    Bupati Natuna Terima Penghargaan Lencana Bakti Desa Pertama Dari Kementerian PDTT RI

    Bersama Masyarakat, Polsek Tanjungpinang Timur Gelar Jum’at Curhat

    Bersama Masyarakat, Polsek Tanjungpinang Timur Gelar Jum’at Curhat

    Masyarakat Teluk Air Curhat Bareng Polsek Balai Karimun

    Masyarakat Teluk Air Curhat Bareng Polsek Balai Karimun

  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
No Result
View All Result
Ranai Pos
No Result
View All Result

Makna Puisi “Kekuasaan Neraka” karya Abdul Kadir Ibrahim

Oleh: Winda Yulfani / Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji

rapi by rapi
16/12/2021 6:40 PM
in Opini
0
Makna Puisi “Kekuasaan Neraka” karya Abdul Kadir Ibrahim
0
SHARES
253
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Abdul Kadir Ibrahim (akrab disapa AMb) lahir di Kelarik Ulu, Bunguran Barat, Natuna, Kepulauan Riau, pada 4 Juni 1966. Pria alumnus Fakultas Tarbiah, IAIN Susqa, Pekanbaru ini, bersama beberapa sastrawan lain, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Rida K. Liamsi, Ibrahim Sattah, Junus, Hoesnizar Hood, dan Leon Agusta, pernah mencecap pergulatan kolektif di Bumi Lancang Kuning. Salah satu ciri paling menonjol pada karya-karya Akib, yang sekaligus menjadi pembeda dengan karya penyair Riau lainnya adalah terletak pada intensitasnya menggali dan memadu padankan ungkapan Melayu yang lugas dengan model puitisasi ayat-ayat Allah di dalam Alquran.

Winda Yulfani / Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji

Hasilnya, karya-karya Akib tidak terkesan berbelit dan berpanjang-panjang untuk menyatakan sesuatu, tetapi langsung menghentak, kaya rasa, suasana, dan nuansa, seperti tampak pada salidi satu sajaknya, “Kekuasaan Neraka”, berikut ini.

Kekuasaan Neraka
zaman tercurah airmata dan darah keinginan tamak
keras legam
menyihir rindu pasting kelat racun nyawa semurah
antah
kemaruk hidup menyangkul luka zuriat dunia
meniti bala peradaban cabik koyak
gemerentam meriam bom
panas nuklir ludah
kekuasaan
Amerika josh to bush
sekutu Barat jahanam
ambur demokrasi hak azasi
sesungguhnya jala-jaring iblis dajjal
Iraq Iran Libya Palestina Pakistan Indonesia negara islam sedunia bilapun nerakalah! Amerika punya surga.

Adapun makna yang tersirat di dalam puisi yang ditulis Akib ini yaitu beliau menceritakan tentang betapa kejamnya saat dimasa penjajahan dulu. Banyak sekali siksaan yang mereka rasakan rasa lapar yang tak habisnya, luka di sekujur tubuh, dan berbagai luka dan panas nuklir yang mereka rasakan seperti panasnya api neraka.

Baca Juga

Menjaga Kesehatan APBN

Teknologi Terhadap Pendidikan di Pulau Perbatasan : Apakah Efektif ?

Bahkan sudah tidak ada lagi air mata untuk menangisi kesengsaraan yang seperti neraka yang mereka rasakan. Mereka semua disiksa dengan begitu kejam. Dengan banyaknya senjata yang menimbulkan luka di seluruh tubuh mereka sehingga tubuh itu merasakan dicabik dan dikoyak dengan begitu ganasnya. Mereka seperti merasakan neraka dengan banyaknya kekejaman yang tidak bisa mereka lawan. Seperti bom yang jatuh layaknya hujan merobek dan menghancurkan tubuh mereka semua.

Puisi yang ditulis oleh Akib ini tidak berhenti hanya pada bentuk, kata-kata dan ungkapan semata, tetapi juga berlanjut pada makna, nilai dan emosi yang menghujan kalbu pembaca. Perpaduan ini niscaya merupakan kejelian Akib memaknai korelasi alam Melayu dengan ranah spritualitas Islam yang menjadi dasar pijak puak Melayu.

Kekhasan pencarian Akib lebih lengkap lagi lantaran ia menulis langsung sebagian sajak-sajaknya dengan aksara Arab-Melayu yang dikenal dengan “Arab Gundul” atau “Arab Pegon”. Aksara ini, sedari dulu menjadi media lontaran kalam bagi masyarakat Melayu.***

Komentar

Berita Terkini

Kapolres Anambas, AKBP Syafrudin Himbau Masyarakat Terkait Isu Maraknya Penculikan Anak

Kapolres Anambas, AKBP Syafrudin Himbau Masyarakat Terkait Isu Maraknya Penculikan Anak

5 jam lalu

Agenda Rutin, Lurah Tarempa Lakukan SABER Sasar Mesjid Agung Baitul Ma’mur Anambas

Kapolres Natuna, AKBP Nanang Budi Santosa Cek dan Kontrol Perawatan dan Kebersihan Ranmor Dinas

Wabup Anambas, Wan Zuhendra Hadiri Kegitan Kementrian ATR/BPN Gemapatas di Desa Tiaungau

Didampingi Kajari Natuna, KSP dan Aswas Kejati Kepri Tinjau KIA Tangkapan di Sabang Mawang

Ranai Pos

Follow Us

  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Seputar Kepri
  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018 Ranai Pos. All Rights Reserved. Designed by Universal Webstudio

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Seputar Kepri
  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
  • Tentang Ranai Pos
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018 Ranai Pos. All Rights Reserved. Designed by Universal Webstudio

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In