Tanjungpinang _ ranaipos.com : Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Cindai Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) gelar diskusi santai bersama Osis dan Bem Sekota Tanjungpinang dengan tema pupuk bela negara cinta tanah air sejak dini, Kamis (1/9) pagi.

Turut hadir dalam acara tersebut Kanit I. Subsidi III Direktorat Intelkam Polda Kepri. AKP Buskardi, Kabid Pembinaan SMA/SMK Provinsi Kepri. OSNARDI M.Pd,Ketua Cindai Kepri Edi Susanto, Narasumber Moderator Suaib.
Kanit I. Subsidi III Direktorat Intelkam Polda Kepri. AKP Buskardi mengatakan Bela negara kewajiban semua warga negara sesuai agama dan tangung jawabny contoh Pelajar membela negara dengan belajar dengan baik dan mematuhi peraturan sekolah.
Pelajar juga dapat membela negara dengan membantu kerja kepolisian dengan menhaga keamanan, membantu lalu lintas sekolah contohnya bila ada yg balap liar atau mabuk – mabukan dapat memberikam informasi melalui no pengaduan polisi setempat atau melaporkan kepolsek terdekat.
Kabid Pembinaan SMA/SMK Provinsi Kepri. OSNARDI M.Pd mengatakan bela negara dapat dilakukan melalui dari pendidikam formal atau non formal.
“Pendidikan formal yang berbasis pada penguatan sumber daya manusia merupakan upaya melahirkan generasi muda yang memeiliki jiwa patriotisme, sementara pendidikan non formal seperti dialog maupun diskusi yang dilakukan LSM Cindai, merupakan upaya menanamkan nilai nilai pancasila. Sehingga dalam tindakan sehari-hari, kita memegang teguh nilai-nilai luhur pancasila,” jelasnya
Sementara Ketua Umum Cindai Kepri, Edi Susanto menjelaskan bahwa generasi muda, seperti pelajar wajib mengambil peran dalam bela negara dan cinta tanah air.
“Sebagai pelajar, melakukan aktivitas yang positif sesuai dengan hobi masing-masing merupakan contoh generasi yang cinta terhadap bangsa dan negara,” ungkapnya.
Edi juga memaparkan bahwa penyalahgunaan tekhnologi dalam menyalurkan hobi merupakan ciri-ciri generasi muda yang tidak cinta terhadap bangsa dan negara.
“Pelajar yang memiliki jiwa patriotisme, mereka akan menyalurkan hobi dengan hal-hal positif, sebagai contoh kecil yang menjadi fenoma kekinian, yakni penyalahgunaan tekhnologi seperti tiktok maupun Instagram. Silakan menggunakan media sosial, Akan tetapi harus di gunakan dengan hal-hal yang positif, sehingga dapat memotivasi orang lain,” tambahnya.
Acara yang dipimpin oleh Suaib selaku moderator tersebut dilanjutkan dengan acara dialog antara pelajar dengan bersumber .
Bahkan salah satu Pelajar dari SMAN 2 Kota Tanjungpinang, Teja Maulana Hakim yang turut berpartisipasi dalam sesi tanya jawab menyampaikan rasa keprihatinannya
Ia menyoroti lemahnya perhatian pemerintah dalam memajukan kaum Difabel atau orang-orang yang dikategori memiliki kemampuan berbeda dengan manusia pada umumnya
“Kalau saya mencermati, Patriotisme dan Cinta tanah air merupakan sebuah kewajiban bagi setiap warga negara. Namun sayangnya kita masih menemukan adanya stigma negatif dilingkungan masyarakat terhadap teman-teman difabel. Disamping itu, kurangnya fasilitas pendidikan bagi mereka merupakan suatu keprihatinan kita semua,” ungkap Teja.*(mul)
Komentar