Natuna _ ranaipos.com (RP) : Perbandingan pencarian baik itu orang yang membutuhkan pertolongan bahkan terkait evakuasi dari pelaksanaan kegiatan, terkait tugas pokok dan fungsi yang dijalankan dari Januari 2021 hingga bulan Desember 2021, dan proses pencarian pertolongan di bidang kecelakaan yang terbanyak terjadi adalah kecelakaan laut, yaitu tercatat kecelakaan kapal yang telah dilaksanakan sebanyak kurang lebih 11 kejadian untuk yang selamat 56 orang yang meninggal dunia nihil, yang hilangnya satu orang.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna Mexianus Bekabel, S.Sos, MM didampingi Alfiansyah, Kasubseksi Sumberdaya dan Manca, Kasubseksi Oprasi KPP Natuna saat melakukan pers rilis kegiatan Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna sepanjang tahun 2021 di ruang kerjanya, KPP Natuna jalan Adam Malik Kelurahan Bandarsyah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna, Rabu (05/01) siang.
Lebih lanjut Mexi mengatakan, terkait operasi SAR, Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) ada operasi SAR 6 kejadiannya dengan kejadian 7 orang selamat dan 1 meninggal. Sementara untuk operasi bencana alam terjadi satu kali kejadian dengan korban sebanyak 50 orang dan semuanya selamat.

“total operasi SAR sepanjang tahun 2021 lebih kurang 18 kejadian, selamat 113 orang, meninggal 1 orang dan hilang 1 orang,” papar Mexi.
Lebih lanjut Mexi menyampaikan, untuk pelaksanaan operasi SAR terkait dengan koordinasi, setiap hari pihaknya tetap melakukan komunikasi mencari data informasi, dan mendapat informasi dari potensi SAR atau warga masyarakat.
“kecelakaan kapal KM Zytka yang tenggelam di perairan Tambelan, meski bukan kejadian di wilayah perairan Natuna tetapi kami melakukan, membantu untuk melakukan pencarian. Kecelakaan kapal TB Biwin 3 atau Takbut Biwin yang tenggelam di perairan Bangka Belitung, dan dari Bangka Belitung meminta kita untuk melakukan koordinasi,” ungkap Mexi.
Lebih lanjut dirinya memaparkan, terkait kecelakaan kapal yang tenggelam di perairan Sunda Kelapa, KM. Sumber Cahaya 8 asal Natuna serta kecelakaan kapal yang mengalami musibah kebakaran KM. Bandar Bestari di perairan Sunda Kelapa yang juga merupakan kapal asal Natuna.
“Sementara terkait ada penanganan distress Altert ELT (Pesawat) signal yang memancarkan signal distress minta pertolongan oleh pesawat pada tahun 2021 terjadi dua kali yaitu Helcopter milik Travira Air (PK-TVL) posisi saat itu di Letung Kabupaten Kepulauan Anambas serta pesawat Air India (VT-AII) yang berada di Medan, itu ternyata mereka tidak sengaja menyenggol sistem napigasi sehingga kondisi orderan tertangkap sinyal,” jelasnya.
Sementara mengenai Distress Altert Epirb kapal laut sebanyak 9 kali kejadian yang mana di antaranya pertama kapal tanker Sichem Defiance (V7JQ3) yang berada di perairan Kepulauan Anambas dan apa setelah di konfirmasi, kelir aman mungkin hp-nya yang melakukan pembersihan karena tombolnya dan memecahkan listrik. Selanjutnya kapal penumpang MV VOC Batavia (YB 3423) juga mengalami kejadian di perairan Kepulauan Anambas, ketiga kapal Tugboat Suplai Logistik Limin Rosmina yang membutuhkan bantuan di perairan Utara Kepulauan Natuna, Tugboat TB Biwin, kapal barang Sumber Cahaya 55, kapal Meratus Katingan, kapal pengeruk pasir Liuheng 6, Kapal Tanker QC Matilde, dan kapal Tugboat TB Biwin.
Mexi menjelaskan, melakukan atau menentukan titik kejadian khususnya di laut susah dan sulit, kendala-kendala yang dihadapi dan berikut laporan tidak lengkap yang diberikan dalam pesannya sehingga bisa menggali karena terkait dengan situasi dan kondisi luas wilayah laut yang cukup luas sehingga membutuhkan data yang akurat baik itu nama kapalnya data pemilik kapalnya alat komunikasi radio yang bisa hubungi maupun telepon satelit.
“cuaca ekstrem tentu menjadi hambatan utama apa lagi untuk wilayah Natuna dan Anambas, cuaca ekstrem pada saat musim Utara yang mana kadang ketinggian gelombang paling ekstrem itu bisa sampai 6 hingga 9 meter di perairan ini,” jelas Mexi.
Lanjutnya lagi, Basarnas Natuna tetap melakukan koordinasi antar instansi vertikal di bidang pencarian dan pertolongan. Ada yang di bidang darat laut dan udara, Basarnas di seluruh Indonesia terus melakukan pelatihan pembinaan sehingga potensi SAR untuk bisa membantu dalam pelaksanaan operasi SAR.

“Pertama reformasi di daerah yang mana seperti KPP Natuna mengkomandoi dua wilayah yaitu Natuna dan Anambas dan dengan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh KPP Natuna seperti latihan pencarian dan pertolongan diantaranya di bawah bidang operasi antar daerah, kecelakaan kapal di pelabuhan, perikanan antar Kabupaten, dan latihan bersama personil untuk peningkatan kemampuan pada ABK, apabila terjadi kecelakaan di kapal atau yang lain untuk tetap sesuai dengan SOP (standar operasi prosedur) dan karena kondisi Laut Natuna yang luar biasa luasnya dari pulau Natuna wilayah ZEE kurang lebih 200 NM.,” jelasnya.
Pada kesempatan itu. kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna Mexianus Bekabel juga tak lepa berpesan kepada masyarakat nelayan khusunya dalam menghadapi musim Utara dari bulan Desember hingga sampai Maret mendatang untuk tetap memperhatikan himbauan-himbauan dari instansi resmi terkait dengan perakiraan cuaca agar tidak mengalami apa yang tidak di inginkan ketika melakukan aktivitas sebagai nelayan.
Sambungnya lagi, total kejadian kecelakaan yang ditangani KPP Natuna jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sedikit menurun. Dimana pada tahun 2020, terdapat 28 kejadian kecelakaan. Jelasnya, dari seluruh kejadian yang ada sepanjang tahun 2020 maupun 2021 mendominasi kecelakaan laut, dikarenakan wilayah kerja KPP Natuna merupakan wilayah kepulauan, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan transportasi laut.

“Banyak faktor seperti wilayah kerja kita adalah dominan laut, yakni Natuna dan Anambas yang mana merupakan wilayah kepulauan, jadi antar kecamatan maupun kabupaten itu banyak pulau-pulau. Selain itu terkait dengan cuaca ekstrim juga, dan kurangnya alat komunikasi nelayan”, cetusnya.
Tambahnya lagi, KPP Natuna terus berkomitmen dalam upaya menjalankan tugas dan kewajiban memberikan pelayanan bantuan kepada masyarakat, serta menghimbau masyarakat agar senantiasa waspada terutama bagi nelayan maupun pengguna jasa transportasi laut.*(rapi)
Komentar