Natuna _ ranaipos.com (RP) : Komisi II DPRD Natuna melakukan sidak ke gedung Musium Natuna ini setelah menerima informasi dari beberapa anggota PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Natuna tentang adanya kebocoran dan kerusakan pada bangunan gedung.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi II DPRD Natuna Marzuki SH saat melakukan inspeksi mendadak ke Gedung Musium Natuna yang di dampingi langsung oleh Anggota Komisi II DPRD Natuna, Kepala Dinas Pariwisata Natuna Hardiansyah, serta para awak media, Selasa (21/12) pagi di jalan Komplek Masjid Agung Natuna.
“Berawal dari informasi tersebut, kami dari DPRD Natuna langsung mengajak Dinas Pariwisata Natuna untuk melihat kondisi gedung sekarang,” ungkap Marzuki.
Di musium tersebut, Anggota Komisi II DPRD Natuna meminta keterangan dari pihak Dinas Pariwisata Natuna terkait kondisi bangunan yang menelan anggaran hampir Rp. 40 milyar tersebut.
“Kami meminta kepada Pemerintah Daerah Natuna untuk tidak menerima bangunan ini, sebelum benar-benar selesai dan tidak ada kebocoran, baik atap maupun lantainya,” ungkap Marzuki.
Ketua Komisi II DPRD Natuna itu juga menceritakan bahwa dirinya mendapat informasi gedung bangunan musium Natuna tersebut alami kebocoran di sana-sini. Bukan itu saja, saat di lokasi juga terlihat beberapa titik plafon terlihat bergelombang, tidak rapi dan bahkan ada yang runtuh.
“Kalau saya lihat, penyebab runtuhnya plafon akibat jarangnya besi kerangka plafon,” kritik Marzuki.
Bukan itu saja, untuk memastikan bangunan tersebut layak pakai atau tidak, Andes Putra salah satu anggota Komisi II DPRD Natuna juga rela memanjat atap gedung untuk melihat kondisi atap gedung.
“Terima kasih untuk pemerintah pusat, yang telah membangun Natuna dengan Anggaran APBN, namun demikian kami berharap adanya pengawasan yang ketat saat pelaksanaan pembangunan,” Andes.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Natuna, Hardinansyah kepada Anggota DPRD Natuna di depan awak media menjelaskan bahwa pembangunan gedung musium tersebut dimulai sejak tahun 2014 hingga kini.
“Pekerjaanya bertahap, dan sekarang lagi pengerjaan interior dengan anggaran kurang lebih tujuh milyar rupiah,” jelas Hardiansyah.
Dirinya juga mengaku telah menyurati pihak kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk perbaikan bangunan yang rusak dan atap yang bocor.
“Rencana bangunan akan diserahkan ke Pemda Natuna tahun depan, namun kita juga sepakat bahwa akan menerima bangunan tersebut setelah semuanya selesai dan tanpa adanya kerusakan sebelum proses serah terima,” terang Kadis Pariwisata Natuna.*(red)
Komentar