www.ranaipos.com _ Anambas : HUONG THU (pr) adalah salah seorang dari ribuan orang pengungsian asal Vietnam pada tahun 1979 silam yang singgah di pulau jemaja di kala itu.
Gusdi Mundar yang dikenal sebagai pemandu wisata di Anambas saat di konfirmasi media ini menceritakan kisah keluarga HUONG THU, Sabtu (11/2/2023).
Gusdi menceritakan kedatangan keluarga HUONG THU ke Jemaja, mereka teringat kisah konflik antara Vietnam Utara dan Selatan 43 tahun yang silam. HUONG THU pada saat itu berumur 29 tahun, suaminya bernama KHAI dan ibunya bernama Pham. Huong Thu memiliki saudara bernama QUOC LINH kala itu berumur 8 tahun dan LINH TUCH (Lk) berumur 8 tahun.
Pengungsi Vietnam pada waktu itu hidup di pantai kuku lebih kurang 40 ribu orang di Air Raya kurang lebih 10 ribu orang. Hal ini disebabkan di Vietnam kala itu terjadi peperangan.
HUONG THU dan keluarga tinggal di Pulau Kuku, tepatnya di Desa Air Biru saat ini. Selama kurang lebih 5 bulan tinggal di Pulau Kuku, HUONG THU melahirkan anak bernama Holly yang saat ini tinggal di California As.
“Holly adalah salah satu dari pengungsi Vietnam yang lahir di tanah jemaja. Saat ini sudah berkeluarga tinggal di California As,” ungkap Gusdi.
Gusdi menceritakan, dulunya saat pelarian dari Vietnam banyak warga yang meninggal dilaut dalam perjalanan menggunakan boat kecil melalui jalur laut seperti di hantam gelombang tinggi, badai dan angin kencang.
Adapun para pengungsi Vietnam kala itu tinggal Pulau Berhala kurang lebih 800 orang, Keramut tempat singgah makan dan minum. Di Pulau Kuku 40 ribu orang, Air Raya 10 ribu orang.
“Tujuan mereka datang adalah mengunjungi dimana tempat mereka singgah pada tahun 1979 silam tepatnya di kuku,” tutur Gusdi.
Lebih jauh Gusdi menceritakan, asal mereka dari Vietnam dan sekarang sudah menetap di Amerika dan Kanada. Mereka tige hari due malam di Anambas – Jemaja menginap di Wisma Miranti.
“Untuk anak Holly yang lahir di Kuku tersebut keterangan dari keluarga HUONG THU akan datang mengunjungi Jemaja pada trip berikutnya,” ungkap Gusdi.
Diakhir cerita Gusdi menyampaikan, untuk menjaga sejarah di Pulau Kuku, Air Raye dan Pulau Berhala.
“berharap kita untuk dapat menjaga sejarah di wilayah pulau jemaja, seperti pulau kuku, berhala, air raya dan lain- lainnya, pesan yang saya terima pihak meraka akan sering berkunjung ke jemaja nantinya,” tutur Gusdi.
Gusdi berharap kepada Kepala Desa Air Biru untuk dapat melestarikan sejarah di Pulau Kuku, daerah tersebut di tata dan buat homestay atau sebagainya agar wisatawan asal Vietnam dan lain – lain bisa menikmati malamnya hari di pulau kuku.*(Heri)
Komentar