NATUNA, RANAIPOS.COM– Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai sebuah Eliminasi penyakit Campak dan Pengendalian Rubella dan kecacatan yang disebkan oleh penyakit Infeksi.
Untuk di Indonesia sendiri, Imunisasi Meales Rubella (MR) akan dilaksanakan diseluruh sekolah dan posyandu-posyandu, poskesdes, polindes dan berbagai fasilitas kesehatan masyarakat dengan sasaran Imunisasi yang telah ditetapkan waktu dan tempatnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Natuna Dra. Hj. Ngesti Yuni Suprapti, MA dalam sambutannya pada acara Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Kampanye dan Introduksi MR (Measles Rubella) Tingkat Kabupaten Natuna, Tahun 2018. Selasa (3/7) di Natuna Hotel Ranai.
Lebih lanjut Wabup Dra. Hj. Ngesti juga berharap kepada segenap awak media yang ada di Kabupaten Natuna, baik media cetak maupun media elektronik agar dapat mendukung menyebar luaskan informasi terhadap rencana pelaksanaan program Imunisasi.
Menurutnya, hal tersebut sangat penting untuk mengingatkan suatu keadaan geografis Kabupaten Natuna yang berbentuk kepulauan, dengan melalui media semua informasi yang ada seluruh masyarakat akan mengetahui informasi yang utuh, terutama yang berdomisili di daerah.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Rizal Rinaldy dalam laporanya menyampaikan bahwa berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Imunisasi merupakan salah satu bentuk upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.
Penyakit campak dan Rubella adalah penyakit Infeksi yang menular melalui saluran nafas, yang disebabkan oleh virus campak dan Rubella. Untuk anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapatkan Imunisasi Campak dan Rubella adalah orang yang beresiko tinggi tertular penyakit, penyakit campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare berat, radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Rubella merupakan penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan tersebut dikenal dengan Sindrome Rubella Kongenital yang meliputi kelainan pada jantung, kerusakan jaringan otak, katarak ketulian, dan keterlambatan perkembangan pada bayi yang ibunya menderita Rubella pada masa kehamilan, tidak ada obat untuk penyakit Campak dan Rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan Vaksin Measles Rubella (MR) adalah pencegahan terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella, satu Vaksin dapat mencegah dua penyakit sekaligus.
Pemerintah Kabupaten Natuna berkomitmen terhadap pelaksanaan kegiatan kampanye dan Introduksi campak dan rubella secara Nasional yang tahun 2018 ini dilaksanakan diluar pulau jawa.
Data sasaran kegiatan kampanye Imunisasi Measles Rubella meliputi, Posyandu, Paud, Tk, SD/MI dan SMP/MTs, total keaeluruhan kegiatan kampanye adalah 23.780 anak.
Lebih jauh Kadis Kesehatan Natuna Rizal Rinaldy juga menyampaikan bahwa jumlah petugas perpukesmas, ” untuk jumlah petugas Imunisasi perpukesmas itu sebanyak 373 orang, terdiri dari beberapa wilayah. Untuk Kawasan Ranai 76 orang, Tanjung 25, Bunguran Tengah 16, Bunguran Selatan 22, Bunguran Batubi 17, Kelarik 52, Sedanau 18, Pulau Tiga 20, Pulau Tiga Barat 15, Midai 15, Pulau Laut 20, Subi 22, Serasan 30, Serasan Timur 25,” jelasnya
Waktu pelaksanaan kegiatan Imunisasi measles Rubella pada bulan Agustus 2018 untuk para Sekolah, bulan September 2018 untuk anak SD/MI, SMP/MTs dengan anggaran pelaksanaan kegiatan kampanye Imunisasi Measles Rubella menggunakan APBD Kabupaten Natuna tahun 2018 DAK non fisik Bidang Kesehatan program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Kegiatan Peningkatan Imunisasi.
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling efektif dan berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Maka peningkatan vaksin semakin meningkat seiring dengan keinginan dunia untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dan kematian.
Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak pertahun meninggal di seluruh dunia karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemberian Imunisasi campak dan berbagai upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat campak menurun menjadi 115.000 pertahun dengan perkiraan 314 anak perhari atau 13 kematian setiap jamnya.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Infeksi Rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama masa kehamilan dapat menyebabkan Abortus, Kematian janin atau Sindroma Rubella Kongenital (CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Di Indonesia, Rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data Surveilan selama 5 Tahun terakhir menunjukkan 70% kasus Rubella terjadi pada kelompok usia < 15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang Estimasi beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767 Kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 Tahun.
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak dan pengendalian Rubella/ Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Ada beberapa strategi untuk mencapai target tersebut.
1. Penguatan Imunisasi Rutin
Mencapai Imunisasi Campak kurang lebih 95% merata disemua tingkatan.
2. Pelaksanaan Crash Program Campak pada anak usia 9-59 bulan di 185 Kabupaten/Kota pada Bulan Agustus-September 2016.
3. Introduksi Vaksin MR ke dalam Program Imunisasi rutin pada Bulan Oktober 2017 dan 2018.
Berdasarkan data Surveillance dan cakupan Imunisasi, maka Imunisasi campak rutin saja belum cukup mencapai target Eliminasi campak dan pengendalian Rubella, oleh karena itu perlu dilakukan Imunisasi tambahan sebelum dilakukan Introduksi MR kedalam Iminisasi rutin.
Dari segi Agama, MUI telah mengeluarkan Fatma MUI No.04/2016 yang menjelaskan bahwa Imunisasi bersifat mubah atau dibolehkan sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah penyakit tertentu.
Vaksin yang digunakan oleh Kementerian Kesehatan telah mendapatkan rekomendasi dari WHO 95% efektif, aman dan telah digunakan lebih dari 140 Negara. Di Provinsi Kepri kegiatan Imunisasi selama ini telah berhasil dilakukan, dimana KLB PD3I dapat diturunkan dan dikendalikan dengan baik, walaupun ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus, tetapi tidak samapai menimbulkan komplikasi yang mematikan. Serta capaian Imunisasi dasar lengkap mencapai 94% pada tahun 2017.
Gubernur Provinsi Kepri dalam rangka mendukung pelaksanaan kampanye MR telah mengeluarkan surat edaran No.120/1294.A/SET tentang dukungan pelaksanaan kampanye dan Introduksi MR sebagai langkah pertama. Oleh keputusan Gubernur No.777 tentang Kelompok Kerja Daerah (POKJA) Kampanye MR yang beranggotakan POD dan lIntas Sektor terkait.
Begitu juga dinas kesehatan Provinsi yang telah melakukan pelatihan bagi petugas Imunisasi se Provinsi Kepri, pertemuan ADSOS di tujuh Kabupaten/Kota, penyediaan Media Kie berupa iklan layanan masyarakat di Radio, Televisi dan Media Cetak, serta akan diadakan Workshop bagi petugas Iminisasi se Provinsi Kepri yang akan diadakan awal Juli 2018. Serta SDM Kesehatan berupa Dokter dan Bidan PTT Provinsi Kepri yang siap membantu menyukseskan kampanye MR.
Adapun yang hadir dalam Kegiatan Sosialisasi Meales Rubella (MR) tersebut, Wakil Bupati Natuna, Dra. Hj. Ngesti Yuni Suprapti, MA, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Rizal Rinaldy, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Natuna, Ketua Lembaga Organisasi Frofesi di wilayah kerja Kabupaten Natuna, Kepala Bidang Kesehatan Provinsi Kepri dan Ketua Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi Kepri. ( zubadri)
Komentar