NATUNA _ www.ranaipos.com : Dalam hasil pemeriksaan medis, bayi tersebut baru berusia 27 minggu, jika dihitung bulankan baru berusia sekitar 6 bulan lebih. Kalau kondisi usia kandungan 6 bulan lebih ini tentu harapan untuk hidup itu tipis. Karena apa ?, karena pungsi organ tubuh itu belum maksimal, paru paru belum maksimal. Makanya dia sesak itu dikasih oksigen. Dengan organ tubuh yang begitu muda dan paru paru yang belum maksimal sangat lamban proses ketika di kasih oksigen.
Hal ini disampaikan oleh Hikmat Aliansyah SKM, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna saat dijumpai di ruang kerjanya, kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna komplek perkantoran bukit arai kabupaten Natuna, Senin (11/04/22) siang.
“untuk suhu tubuh penanganan yang terbaru kalau misalnya tidak memiliki inkubator itu bisa dibungkus dengan menggunakan plastik dikasih lampu dengan begitu pengaturan suhu panas tubuhnya akan teratur,” terang Hikmat.
Hikmat menjelaskan, penanganan secara medis tim medis puskesmas telah melakukan hal yang benar seperti penggunaan kantong plastik kepada bayi untuk menggantikan sebagai inkubator itu adalah bagaimana penanganan terbaru tim medis saat ini yang menggunakan kantong plastik pengganti inkubator dalam pelaksanaan medis secara darurat.
“Itu penanganannya sudah benar bisa dicek di Google seperti apa penanganan bayi prematur yang ketika tidak menggunakan inkubator dan menggantikan kantong plastik untuk memberi suhu panas dan selanjutnya di beri selang oksigen penanganan kepada bayi”, ungkap Hikmat.
Lanjut Hikmat, kondisi bayi hasil dari pemeriksaan dan pengakuan dari orang tua korban bukan merupakan bayi kelahiran pertama bagi orang tuanya, tetapi ini merupakan kejadia kedua yang dialami oleh orang tuanya yang sebelumnya sempat juga mengalami kelahiran prematur dan ini merupakan kejadia kedua.
“Jadi orang tuanya sudah tahu dan sudah di kasih informasi bahwa harapan untuk hidup itu tipis. Orang tuanya meminta dirujukkan ke RSUD Kabupaten. Dokter menyetujui untuk di rujuk tetapi dokter mengatakan kondisi bayi harus di stabilkan terlebih dahulu. Karena dokter tidak ingin ketika di rujuk dan di tengah perjalanan menjadi persoalan baru dan kasihan sama keluarga. Karena kondisi bayi tersebut semakin keritis,” ungkap Hikmat.
Tambahnya lagi, terkait inkubator dirinya merasa kecolongan bahwa Kecamatan Midai yang merupakan puskesmas cukup lama tidak memiliki inkubator.
“Saya baru tahu sekarang bahwa di kecamatan Midai itu tidak memiliki inkubator. Sebenarnya dulu kita sudah pernah mengadakan inkubator disetiap Puskesmas Kecamatan. Jadi baru kejadian ini saya baru tahu bahwa di kecamatan Midai itu tidak memiliki inkubator. Bersama Bupati Natuna waktu melakukan kunjungan ke Kecamatan Serasan beberapa waktu lalu saya juga mengecek di Puskesmas Kecamatan Serasan atas keberadaan Sapras ini termasuk inkubator tersedia dan begitu juga di Subi, sementara di kecamatan Midai dengan kejadian ini saya baru mengetahuinya. Saya juga kecolongan ini,” ungkap Hikmat.
Pada kesempatan tersebut Hikmat merasa kecewa bahwa selama ini mereka (Puskesmas Midai_red) tidak melaporkan bahwa di Puskesmas Kecamatan Midai tidak memiliki inkubator.
“Dalam waktu dekat ini kita mengecek di Puskesmas di kabupaten yang memiliki dua atau tiga inkubator dan kita pakai satu untuk dikirim ke Kecamatan Midai,” tambah Hikmat.
Lebih lanjut dalam kesempatan itu Hikmah juga menyampaikan bahwa dalam persentasi asesmennya beberapa waktu lalu, dirinya juga mengangkat program salah satunya IKG dan juga USG untuk setiap Puskesmas di kecamatan.
“Kenapa ini menjadi salah satu pemikiran saya?, karena nanti saya berharap untuk setiap masyarakat di setiap kecamatan itu bisa melakukan diagnosa IKG dan USG itu tidak harus ke rumah sakit kabupaten lagi. Mudah mudahan ini tergantung anggaran dan tahun depan ini bisa terealisasikan,” harapnya.
Lanjut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Natuna tersebut juga mengungkapkan bahwa yang paling urgent saat ini yang menjadi perhatian khusus dalam situasi pandemi di setiap Puskesmas Kecamatan yaitu tentang ketersediaan oksigen dan itu semua selalu terpenuhi. Karena di dalam situasi pandemi covid 19, ketersediaan oksigen selalu menjadi hal utama dan menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.*(rapi)
Komentar