Natuna (RP) _ Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti meresmikan oprasional Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (07/10). SKPT yang dibangun sejak 2016 ini diharapkan akan menjadi pusat pertumbuhan bisnis di daerah perbatasan NKRI terutama di Natuna.
Dalam sambutannya, Menteri Susi menyampaikan pembangunan SKPT Natuna ini memiliki makna yang sangat strategis karena berbatasan dengan negara lain, sehingga menjadi garda terdepan untuk menunjukkan identitas Indonesia. Ini juga sebagai tindak lanjut peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang rencana aksi percepatan pembangunan industri Perikanan Nasional.
“Kabupaten Natuna berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Singapura, dan Malaysia. Hal ini menjadikan Natuna sebagai garda terdepan untuk menunjukkan identitas Indonesia di mata dunia. Sebagai wilayah pesisir, kelautan dan perikanan menjadi sektor yang sangat penting untuk memajukan ekonomi masyarakat setempat,” ungkap Menteri Susi.
Meski sudah dioprasikan pada hari ini, Menteri Susi mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Utamanya bagaimana mengoptimalkan SKPT ini menjadi bermanfaat dan mampu dioptimalkan dengan baik untuk seluruh para nelayan di Natuna.
“SKPT ini mendekati 100 persen. Kenapa saya belum berani bilang 100 persen karena masih banyak pekerjaan rumah kita untuk betul-betul bermanfaat kepada masyarakat,” ujarnya.
Untuk meningkatkan nilai tambah, Menteri Susi juga akan mendorong Kementerian Perhubungan untuk fasilitas pendukung lain. Salah satunya yakni dengan mengembangkan pelabuhan yang ada di Selat Lampa ini. Sehingga diharapkan kehadiran pelabuhan besar di sini, masyarakat bisa melakukan ekpsor langsung dari Selat Lampa.
“Oprasional ini sebetulnya sudah hampir satu tahun ada. Kita bisa ekspor dari sini satu kontener berangkat. Saya akan kejar Kementerian Perhubungan agar bisa bangun pelabuhan besar agar dari Natuna bisa keluar,” cetusnya.
Sementara itu, Bupati Natuna Drs. H. Hamid Rizal, M.Si mengaku senang atas pembangunan dan diresmikannya SKPT Natuna pada hari ini. Sebab, adanya SKPT sendiri mampu mensejahterahkan masyarakat sekitar khususnya para nelayan, dan juga terbukti telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Natuna.
“SKPT ini kami dari pemerintah daerah merasakan sekali ada peningkatan pertumbuhan ekonomi,” kata Hamid Rizal.
Hamid mengatakan, pada awal 2016 lalu ketika dirinya tiba di Natuna pertumbuhan ekonomi baru menyentuh sekitar 3,5 persen per tahun. Namun setelah adanya SKPT pertumbuhan ekonomi di daerahnya kini mampu menyentuh 5,8 persen per tahunnya. Diharapkan, pertumbuhan ini akan terus naik seiring dengan dioprasionalkannya SKPT Natuna.
“Kami berharap kedepan jauh lebih tinggi dengan maksimalnya kegaitan SKPT di Natuna. Kami terimakasih kepada Bu Menteri Susi terhadap pembangunan SKPT di Natuna. Semoga nelayan Natuna menjadi nelayan sejahtera itu harapan kami,” pungkas Hamid Rizal.
Sebagai gambaran saja, SKPT Natuna memiliki beberapa fasilitas pokok untukmengintegrasikan berbagai kegiatan kelautan dan perikanan. Mulai dari pendaratan hasil kelautan dan perikanan, pengolahan, hingga pemasaran.
Fasilitas pokok ini antara lain dermaga berukuran 8×100 meter untuk tempat bersandar kapal di bawah 30 gross ton (GT), dermaga berkuran 8×120 meter untuk tempat bersandar kapal di atas 30 GT, causeway (jalan lintas ke dermaga), jalan kawasan, sistem drainase, dan trotoar.
Selain itu, sebagai fasilitas fungsional dibangun Kantor Pengelola Pelabuhan, Tempat Pemasaran Ikan (TPI), Integrated Cold Storage (ICS) berkapasitas 200 ton, Kios Bahan Bakar Minyak (BBM) berkapasitas 12 KL, pengolahan air bersih Backrish Water Reserve Osomosis (BRWO) berkapasitas 250 ton, Tempat Perbaikan Jaring dan Kios Perbekalan Melaut.
Adapun total investasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang telah digulirkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak 2015-2019 untuk kegiatan SKPT Natuna telah mencapai Rp. 221,7 miliar. (red)
Komentar