No Result
View All Result
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 7 Desember 2025
Ranai Pos
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Anambas
  • Seputar Kepri
    • All
    • Batam
    • Bintan
    • Karimun
    • Lingga
    • Tanjungpinang
    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Anambas
  • Seputar Kepri
    • All
    • Batam
    • Bintan
    • Karimun
    • Lingga
    • Tanjungpinang
    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
No Result
View All Result
Ranai Pos
No Result
View All Result

Semua Bisa Jadi Pahlawan, Asalkan…

Oleh : Dr. Amirudin, MPA (Guru dan Peneliti Sosial, tinggal di Natuna)

rapi by rapi
10/11/2025 12:46 PM
in Opini
0
Dr. H. Amirudin, MPA (Pengamat Sosial dan Pemerhati Perbatasan)

Dr. H. Amirudin, MPA (Pengamat Sosial dan Pemerhati Perbatasan)

0
SHARES
20
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap tahun, tanggal 10 November kita memperingati Hari Pahlawan. Di berbagai tempat, bendera dikibarkan setengah tiang, pidato disampaikan, dan upacara digelar dengan penuh khidmat. Namun, di balik ritual tahunan itu, muncul pertanyaan yang tak kalah penting: apakah makna kepahlawanan masih hidup dalam keseharian kita? Atau, jangan-jangan ia telah membeku menjadi sekadar simbol dan seremoni?

Sesungguhnya, pahlawan tidak selalu mereka yang mengangkat senjata di medan perang atau namanya diabadikan di buku sejarah. Pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang melampaui kepentingan diri sendiri, berbuat untuk kebaikan orang banyak, meski tanpa tepuk tangan dan penghargaan. Maka, semua orang bisa jadi pahlawan — asalkan… masih menyisakan ruang dalam hatinya untuk peduli dan bertindak bagi sesama.

Kepahlawanan di Masa Damai

Kita hidup di era yang berbeda dengan para pejuang 1945. Musuh kita kini bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan kemalasan, korupsi, kebodohan, intoleransi, dan kemiskinan struktural. Namun, nilai keberanian dan pengorbanan tetap sama. Guru yang tetap mengajar di pulau terpencil tanpa sinyal, dokter yang menempuh laut demi menjangkau pasien di pulau kecil, atau anak muda yang menolak menyerah pada keadaan dan memilih berkarya untuk lingkungannya—mereka semua adalah pahlawan zaman ini.

Baca Juga

Guru : Dipuja di Baliho, Disisakan di Kebijakan

Mengapa Walikota Muslim Bisa Menang di Amerika Serikat?

Pahlawan masa kini tidak selalu harus tampil di layar televisi atau menjadi viral di media sosial. Banyak pahlawan justru hidup dalam diam—di lorong-lorong sekolah, di ladang, di ruang rawat, di balik dapur, atau di jalanan. Mereka tak meminta diakui, tapi tanpa mereka, bangsa ini akan kehilangan denyut kemanusiaannya.

Asalkan…

Namun, menjadi pahlawan tidak cukup hanya dengan niat baik. Ada tiga syarat moral yang mesti kita penuhi.

Pertama, ketulusan niat. Banyak orang ingin membantu, tapi sering terselip motif pamer, pencitraan, atau kepentingan pribadi. Ketulusan adalah mata air kepahlawanan; tanpa itu, tindakan heroik akan kehilangan ruhnya.

Kedua, keberanian moral. Di zaman serba nyaman ini, keberanian sering bergeser makna. Padahal, pahlawan sejati bukan yang berani berkelahi, tapi yang berani jujur, menegakkan kebenaran ketika mayoritas diam, dan berani berkata tidak pada ketidakadilan meski itu merugikan dirinya sendiri.

Ketiga, komitmen pada kebaikan yang berkelanjutan. Kepahlawanan bukan tindakan sesaat, tetapi jalan panjang penuh konsistensi. Ia menuntut disiplin, kerja keras, dan daya tahan menghadapi kekecewaan. Dalam konteks ini, pahlawan adalah mereka yang tetap bekerja meski tak disorot kamera, tetap berjuang meski hasilnya tak langsung tampak.

Menumbuhkan Semangat Kepahlawanan

Bangsa ini tidak akan kekurangan pahlawan, selama setiap warganya masih mau bertanya: apa yang bisa aku berikan untuk negeri ini hari ini? Pertanyaan itu sederhana, tapi bila dijawab dengan tindakan nyata, akan menjadi energi perubahan.

Menanam pohon di halaman, mengajar anak putus sekolah, menjaga kebersihan lingkungan, menolak gratifikasi, atau sekadar menyapa dengan ramah—semuanya adalah bentuk kecil kepahlawanan yang nyata.

Tugas negara dan pendidikan nasional adalah menumbuhkan ekosistem yang memudahkan semangat kepahlawanan itu tumbuh. Kurikulum harus lebih menekankan pada pembentukan karakter dan tanggung jawab sosial, bukan sekadar prestasi akademik. Media juga berperan penting untuk menonjolkan kisah-kisah inspiratif dari “pahlawan kecil” di berbagai pelosok negeri.

Menjadi pahlawan tidak memerlukan pangkat atau piagam. Yang diperlukan hanyalah hati yang hidup dan tekad untuk berbuat baik, sekecil apa pun. Karena pada akhirnya, bangsa besar tidak dibangun oleh segelintir pahlawan besar, tetapi oleh jutaan orang kecil yang setiap hari melakukan kebaikan dengan tulus.

Semua bisa jadi pahlawan, asalkan… masih punya hati yang ingin berbuat untuk sesama.***

Komentar

Berita Terkini

Penyerahan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna di Kecamatan Pulau Seluan, Kabupaten Natun

KKN STAI Natuna 2025 Resmi Dilepas, 19 Mahasiswa Siap Mengabdi di Pulau Seluan

51 menit lalu

Bupati Aneng Tinjau Banjir Rob di Jalan Patimura, Minta Tim Tetap Siaga Hingga Air Surut

Pemkab Anambas Gelar Patroli Malam Antisipasi Banjir Rob, Personel Disebar di Titik Rawan

Pemkab Anambas Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Banjir Rob, Bupati Aneng Adakan Rapat

Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

Ranai Pos

Follow Us

  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Seputar Kepri
  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018 Ranai Pos. All Rights Reserved. Designed by Universal Webstudio

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Seputar Kepri
  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
  • Tentang Ranai Pos
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018 Ranai Pos. All Rights Reserved. Designed by Universal Webstudio

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In