Natuna _ ranaipos.com : Wakil Bupati Natuna memberikan apresiasi atas rencana pengembangan Sea Plane, Pesawat Amphibi N 219.
Apresiasi tersebut disampaikannya terkait sambutan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN (Bapenas), Amalia Adininggar atas gambaran rencana transformasi ekonomi dalam menuju Indonesia Emas 2045, dimana Natuna menjadi salah satu program induk percepatan transformasi ekonomi, saat acara pertemuan audensi antara Kementerian PPN (Bapenas) dengan Pemda Natuna, Santu (05/11/22) petang di Lt. 2, ruang rapat kantor Bupati Natuna Bukit Arai Ranai.
Namun, Wakil Bupati Rodhial Huda mejelaskan bahwa perlu dipahami dalam merencanakan reformasi ekonomi, perlu sebuah pemahaman kebutuhan infrastruktur dan sumberdaya manusia di wilayah perbatasan.
“Dengan kondisi wilayah Kepulauan, pengembangan Rencana Sea Plane N 219 adalah solusi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah accesbility bagi wilayah perbatasan,” ujar Rodhial Huda.
Sementara dalam sambutan sebelumnya Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN (Bapenas), Amalia Adininggar menyampaikan Natuna sebagai wilayah terdepan Indonesia akan menjadi salah satu bagian dari target wilayah reformasi ekonomi melalui kekayaan lautnya dengan tagline merajut untaian biru ekonomi Indonesia, dengan potensi perikanan tangkap dan budidaya ikan.
Lebih lanjut Amalia menegaskan bahwa melalui sektor pariwisata akan mengusung ”Kepri Biru” sesuai dengan potensi kekayaan geologi yang dimiliki Natuna. Hal ini dapat dilihat dengan ditunjuknya Kabupaten Natuna sebagai salah satu kawasan warisan Geopark Nasional.
“Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Natuna merupakan salah satu wilayah yang ditunjuk sebagai wilayah geopark Nasional dengan Warisan geogologi berupa bebatuan yang berusia ratusan jutaan tahun, geo – biodiversity dengan adanya salah satu hewan endemi yaitu kekah dan penyu dan terakhir geo cultural seperti mendu dan lain lain, jelas ini merupakan sebuah anugerah yang luar biasa,” ucap Amalia.
Sementara itu, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menuturkan, Pemerintah Pusat memahami kendala yang paling mendasar adalah masalah accesbility yaitu transportasi menuju dan keluar dari Kabupaten Natuna sehingga pemerintah pusat akan melakukan pengembangan pilot Project Plane Amphibi N 219 .
Dengan kondisi wilayah Kepulauan pengembangan accesbility menggunakan pesawat Amphibi yang melakukan pendaratan dan lepas landas di laut merupakan hal yang paling tepat .
“Salah satu wilayah yang akan menjadi pilot project di Kepulauan Riau adalah Natuna dan kita akan langsung meninjau besok salah satunya pulau senoa untuk memastikan wilayah waterbase airport harus mendukung terlebih dahulu. Dimana pilot project ini akan direalisasikan pada 2025 di Kabupaten Natuna,” terang Gita Amperiawan.
Kunjungan kerja Kementerian PPN (Bapenas) akan dilanjutkan dengan peninjauan Pulau Senoa sebagai Waterbase Airport lalu akan dilanjutkan dengan peninjauan SKPT selat lampa, yang akan dilaksanakan pada hari minggu 06 November 2022.*(daeng)
Komentar