Penulis : Abdul Mufid, S.E., M.Ec. Dev, Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Muda, Biro Perencanaan dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) E-mail: abdul_mufid84@yahoo.co.id
Menjaga Kesehatan APBN
Pandemi covid-19 yang kita alami bersama memberikan dampak dan tekanan ekonomi yang sangat dalam bagi perekonomian Indonesia. Sehingga Pemerintah bekerja keras melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menghadapi pandemi. Berbagai kebijakan serta terobosan dalam APBN telah diambil oleh Pemerintah agar pemulihan ekonomi tetap terjaga dengan baik.
Meskipun saat ini wabah covid-19 sudah mampu dikendalikan yang ditunjukan dengan kasus harian inveksi covid semakin menurun serta semakin banyak masyarakat yang menerima vaksinasi. Tetapi kita tidak boleh lengah dan harus tetap waspada serta selalu menjaga protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari.
Perekonomian Indonesia selain menghadapi tekanan internal akibat pandemi covid-19, gejolak geopolitik di Eropa antara Ukraina dengan Rusia juga memberikan tekanan yang cukup signifikan. Dampak peperangan tersebut berpengaruh terhadap kenaikan harga komoditas dipasar global, sehingga memicu inflasi diberbagai negara di dunia termasuk negara Indonesia.
Dalam konferensi pers APBN KITA Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa APBN merupakan instrumen yang harus dijaga kesehatannya. APBN menjadi instrumen yang mengalami tekanan baik internal dan eksternal. Bangsa Indonesia patut bersyukur karena instrumen APBN yang dikelola mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam menjaga pemulihan ekonomi, menjaga kesehatan masyarakat dan menyelamatkan daya beli masyarakat.
Melihat kinerja APBN sampai dengan kuartal III tahun 2022 menunjukan kinerja yang baik. Realisasi APBN sampai dengan 31 Agusus 2022 mencatat surplus sebesar 0,58 persen terhadap PDB (periode yang sama pada tahun 2021), selain itu APBN mencatat defisit sebesar 2,26 persen terhadap PDB.
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp. 1.764,39 triliun atau 77,86 persen terhadap target APBN. Capaian tersebut lebih tinggi Rp586,62 triliun dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu. Kinerja positif pendapatan masih terus berlanjut yang tercermin pada pertumbuhannya 49,81 persen (yoy). Disisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp1.656,98 triliun atau 53,34 persen terhadap pagu APBN dan tumbuh sebesar 6,16 persen (yoy).
Kinerja APBN yang terus membaik memberikan rasa keyakinan dan optimisme kedepan. Pemulihan perekonomian Indonesia terus berjalan dengan baik, hal ini tercermin dari sejumlah indikator yang secara konsisten menunjukkan adanya pemulihan daya beli masyarakat serta kegiatan ekonomi masyarakat yang terus meningkat.
APBN harus terus dibangun dan dijaga kesehatannya secara disiplin, karena APBN merupakan instrumen yang selalu diandalkan oleh pemerintah. Selain itu, APBN memiliki peran menjadi shock absorber atas berbagai gejolak dan tekanan global.
Berdasarkan pengalaman menghadapi pandemi covid-19 APBN menjadi instrument yang sangat ampuh dalam menjaga kestabilan perekonomian.Oleh karena itu, pemerintah kedepannya harus terus bekerja keras dalam menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat, pemulihan ekonomi dan terus menjaga kesehatan APBN.***
Komentar