Natuna _ ranaipos.com (RP) : Kapal Ikan Asing (KIA) asal Vietnam terus meraja rela mengeruk perairan Natuna Utara Indonesia dengan menggunakan alat tangkap jenis trawl.
Hal ini disampaikan oleh Adri (51) salah seorang warga masyarakat nelayan Lubuk Lumbang Pering Kelurahan Bandarsyah Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna kepada redaksi ranaipos.com setiba dan bersandar pompong yang di nahodainya di pangkalan Pelabuhan Nelayan Pering, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna, Selasa (19/10) pagi.
“Parah pi, makin menjadi dan tak habis-habis aja, ada belasan buah kapal terus beroperasi di Karang Kapal yang tempat biasa kita nongkol, Vietnam narik jaring di situ dari malam sampai pagi, kita tak bisa labuh jangkar di situ takut di kruk sama trawl Vietnam tu,” ungkap Adri.
Terangnya lagi, keberadaan KIA ini sangat merugikan tangkapannya, yang mana setelah di babat sama KIA Vietnam dengan menggunakan pukat trawl tersebut, dirinya hingga tidak mendapatkan hasil tangkapan sama sekali di daerah tersebut.
“Yang jelas paling dekat sama kita sejak dari malam hingga pagi ada delapan pasang KIA Asal Vietnam. Mereka merarik trawl dari malam hingga jam 09:00 Wib pagi, tidak beranjak dari situ. Akhirnya kita yang pindah dan mencari tempat lain karena sudah tidak ada ikannya,” ungkap Adri.
Adri menjelaskan, keberadaan belasan KIA Vietnam tersebut tepat di kordinat 5’40’170 N – 108’29’360 E bagian Utara Timur Laut Kepulauan Pulau Laut Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut Adri, kawasan yang di sebut dengan Karang Kapal dan Karang Lobang ini merupakan kawasan spot para nelayan lokal yang menggunakan alat tangkap jenis pancing tunda untuk menangkap hasil tangkapan jenis ikan tongkol. Dengan kehadiran KIA Vietnam di situ, nelayan lokal merasa sangat terganggu dan tidak bisa berbuat apa-apa, untuk mengais rezekinya.Lanjutnya lagi, kapal-kapal KIA asal Vietnam itu rata-rata berkapasitas 60 hingga di atas 100 GT, sementara kapal nelayan lokal hanya berkapasitas 5 hingga 8 GT.
“Ini menyangkut marwah NKRI. Bagaimana kapal asing bebas berkeliaran di laut kita tanpa izin. Kita berharap kapal pengawas kita seperti Bakamla, KKP dan KRI bisa lebih ketat lagi, setidaknya lakukan strategi baru untuk pengawasan laut itu mengadakan jaringan komunikasi khusus kepada kita para nelayan. Jika kita mengalami hal seperti ini kita langsung bisa memberikan informasi kepada kapal pengawas seperti melalui alat komunikasi yang digunakan oleh para nelayan seperti radio Rig itu,” jelasnya.
Dirinya pun tidak menampik jika pengawasan oleh pihak berwajib di laut Natuna sudah maksimal, namun perlu ditingkatkan agar nelayan asing tidak terus merajalela mengeruk kekayaan perikanan di Laut Natuna Utara Indonesia tersebut.*(rapi)
Komentar