Oleh : Raja Aswanopita
Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Strata-1, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna
Indonesia memiliki kekayaan budaya dan kesenian daerah yang sangat beragam, mulai dari tarian, musik, seni rupa, hingga teater. Namun, sayangnya kesenian daerah seringkali terpinggirkan dan terlupakan di tengah arus modernisasi dan perkembangan teknologi. Padahal, kesenian daerah merupakan bagian penting dari identitas dan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.

Kali ini kita akan mengupas kesenian Pencak Silat yang ada di kabupaten Natuna, khususnya di Kota Ranai. Tepatnya di Desa Sungai Ulu. Kesenian Pencak Silat ini berdiri pada tahun 2000 yang melibatkan warga sekitar Desa Sungai Ulu. Pencak Silat ini diperan lebih dari Sepeuluh orang, dimana akan memaikan silat oleh Dua orang yang saling bergantian. Gerak yang ditampilkan akan diiringi dengan tabuh gendang. Seolah menjadi sebuah kolaborasi yang sangat cocok. Saling serang dan saling bertahan membuat semakin menambah keelokan dari silat itu sendiri.
Kesenian Pencak Silat ini sudah banyak ditampilkan baik di acara pernikahan, pada even-even acara yang di gelah oleh Dinas Pariwisata, acara yang digelar oleh RRI bahkan sudah pernah tampil di Tanjungpinang dan Batam.
Hal yang paling menarik dari kelompok kesenian ini yaitu ada beberapa anggotanya terdiri dari satu keluarga. Secara tidak sengaja, tentu hal ini akan menambah keeratan dari anggota tersebut.
Ditanyakan kepada Pak Surya, beliau adalah sekretaris dari Kelompok Kesenian Pencaksilat tersebut, apakah ada kekhawatiran jika Kesenian ini hilang. Beliau menjawab, tentu. Namun para Pendiri dan petua dari Pencaksilat ini sudah mulai membentuk kelompok baru yang terdiri dari anak-anak muda di Desa Sungai Ulu.Sehingga ada yang disebut kelompok Tua dan Kelompok Muda. Pembagian kelompok ini tidak membuat jarak diantara keduanya, justru pada saat latihan Kelompok Tua selalu hadir, selain memberi pembelajaran juga memberi motifasi untuk penerus mereka.
Keikutsertaan serta melibatkan generasi muda pada Kesenian ini, diharapkan akan bisa melanjutkan jika kelak oran-orang tua mendiri kesenian ini sudah tidak mampu lagi untuk tampil. Jangan sampai kesenian ini hilang oleh gempuran Moderenisasi. Ditambah lagi dengan kurangnya minat dan apresiasi anak-anak muda terhadap kesenian daerah juga turut berpengaruh pada keberlangsungan kesenian yang menjadi tradisi bahkan ikon pada Daerah tertentu.. Jika masyarakat tidak memiliki minat atau apresiasi terhadap kesenian daerah, maka kesenian daerah tersebut lambat laun akan jarang dikenal bahkan hilang begitu saja.
Tentu, besar harapan kita Khususnya Masyarakat Ranai khususnya adanya dukungan dari pemerintah dengan memberi ruang agar disediakan tempat untuk mereka yang masih mau untuk belajar kesenian ini. Diperkenalkan disekolah-sekolah merupakan salah satu cara agar Kesenian Pencaksilat ini terus dikenal.
Semoga dengan memperkenalkan kesenian daerah sejak dini dan dikembangkan pada progran kegiatan sekolah, anak-anak dapat lebih mencintai kesenian daerahnya sendiri
Pemerintah juga bisa mengadakan festival budaya, sehingga menjadi wadah untuk memperkenalkan dan mempromosikan kesenian daerah kepada masyarakat luas bahkan sampai kedaerah-daerah lain di Indonesia.***
Komentar