Keputusan Memilih Program Studi Komunikasi Digital dan Media, serta Menjadi Asisten Dosen dengan nama lengkapnya Inayah Cahya Kamila, yang akrab disapa Nayah. Ia lahir di Sukabumi pada 17 Februari 2002. Ia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Sekolah Vokasi IPB University, dengan meraih gelar D4 di Program Studi Komunikasi Digital dan Media. Keputusanny untuk memilih jurusan ini muncul karena ia tidak ingin terlibat dengan matematika atau hal-hal yang berhubungan dengan hitung-hitungan. Selain itu, sejak di kelas 12 SMA, ia memiliki cita-cita untuk bekerja sebagai public relations (PR), dan setelah mendalami lebih lanjut, ia menyadari bahwa jurusan komunikasi adalah jalan yang tepat untuk mewujudkan impiannya tersebut.
Saat masih kuliah, ia tidak memiliki ketertarikan menjadi asisten dosen. Bahkan, ia sempat menolak tawaran untuk menjadi asisten dosen. Pada saat itu, ia meras aperan tersebut menuntutnya untuk bisa berbicara di depan banyak orang, memberikan instruksi kepada mahasiswa, dan menguasai materi dengan baik.
Namun, setelah lulus dan mendapatkan tawaran untuk menjadi asisten dosen di
IPB University kampus Sukabumi, ia mulai mempertimbangkan kembali
keputusan tersebut. Ia akhirnya memutuskan untuk mencoba dan keluar dari zona nyaman. Meskipun awalnya ragu, ia merasa bahwa pengalaman ini akan memberikan banyak pelajaran dan kesempatan baru.
Setelah menjalani peran sebagai asisten dosen, ia menyadari bahwa banyak kekhawatiran awalnya ternyata tidak terjadi. Ia menikmati peran tersebut, karena selain bisa berbagi pengetahuan dengan mahasiswa, ia juga mendapat banyak pengalaman baru. Saat ini, ia mengampu beberapa mata kuliah seperti, Literasi Digital, Media Baru, dan Praktik Digital Marketing. Walaupun awalnya merasa takut salah dalam menjelaskan materi atau memberi instruksi, ia akhirnya mampu mengatasi rasa takut tersebut. Ia selalu mengingatkan dirinya bahwa ia bukan seorang ahli, melainkan seorang mahasiswa yang juga sedang belajar, sehingga kesalahan kecil menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depannya.
Perjalanan Menjadi Asisten Dosen: Tantangan dan Hal Berkesan
Tantangan terbesar bagi ia selama menjadi asisten dosen adalah saat menjelaskan materi dan memberikan instruksi penugasan. Ia mengakui bahwa ia masih merasa kurang percaya diri dalam public speaking. Namun, menjadi asisten dosen memberinya kesempatan untuk terus mengasah keterampilan berbicara di depan umum. Tantangan lain muncul ketika dosen pengampu mata kuliah berhalangan hadir . Dalam situasi tersebut, ia yang harus memimpin kelas praktikum. Meskipun situasi ini cukup menantang, rasa tanggung jawabnya membuat ia bisa menjalankan peran tersebut dengan baik. Salah satu momen berkesan bagi ia terjadi saat ia mengampu mata kuliah Editing Audio Visual untuk angkatan 59. Ia merasa senang karena ia sangat menyukai editing video. Salah satu tugas yang mengharuskan mahasiswa untuk meremake sebuah Music Video menjadi versi mereka membuat ia semakin bangga. Ia merasa puas melihat hasil karya mahasiswa yang kreatif, dan respons positif yang diberikan oleh mahasiswa pada akhir pertemuan sangat berarti baginya. Ucapan terima kasih yang ia terima dari banyak mahasiswa menunjukkan bahwa ia berhasil memberikan bimbingan yang bermanfaat bagi mereka.
Rencana Masa Depan dan Pesan Untuk Calon Asisten Dosen Saat ini, ia masih fokus pada peran sebagai asisten dosen dan belum terlibat dalam kegiatan lain di luar kampus. Ia menyadari bahwa perkembangan komunikasi digital dan media di Indonesia terus berkembang pesat. Teknologi dan internet menjadi bagian besar dari kehidupan sehari-hari, dan sebagai bagian dari bidang ini, kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Ia percaya bahwa kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan memperbarui literasi digital sangat penting untuk tetap relevan di dunia digital yang terus berkembang.
Ia memiliki rencana untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 mungkin 1-2 tahun
ke depan, terutama setelah melihat banyak peluang yang terbuka di dunia akademik dan diskusi dengan dosen-dosen yang mengajar pada program studi Komunikasi Digital dan Media. Ia merasa semakin terbuka dengan kemungkinan untuk berkarier di dunia pendidikan. Namun, untuk saat ini, ia ingin fokus pada satu hal terlebih dahulu, baik itu mempersiapkan untuk test-test yang lain atau mencari pengalaman baru di sebuah perusahaan sebelum
mengambil langkah tersebut.
Bagi mahasiswa yang ingin menjadi asisten dosen, ia memberikan pesan penting.
Menjadi asisten dosen bukan hanya tentang memperoleh gelar atau titel, tetapi tentang tanggung jawab besar yang harus diemban. Menjadi asdos berarti harus membantu dosen dalam berbagai tugas, membimbing mahasiswa, dan menilai hasil kerja mereka. Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk selalu memiliki komitmen, rasa tanggung jawab, serta kemauan untuk terus belajar . Selain itu, keterampilan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menyampaikan materi dengan jelas dan sabar, apalagi saat membantu mahasiswa yang kesulitan memahami materi. Ia menyemangati teman-teman yang ingin menjadi asisten dosen untuk berani mencoba, karena pengalaman ini akan sangat berharga bagi perkembangan akademik dan karier mereka.***
Komentar