Ida Ayu Made Mega Salma Devi, atau yang lebih akrab disapa Mega, adalah seorang mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Program Studi Komunikasi Digital dan Media, IPB University, Sukabumi. Lahir di Tangerang pada 14 Desember 2001, kini ia menetap di Sukabumi untuk fokus menyelesaikan studinya.
Perjalanan akademik Mega tidak selalu mulus. Sejak awal, ia memiliki tekad yang kuat untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri. Ia bahkan memilih untuk gap year agar bisa mendapatkan kesempatan masuk ke kampus impiannya. Perjuangannya tidak sia-sia, karena pada akhirnya ia diterima di beberapa perguruan tinggi negeri, termasuk Politeknik Negeri Bandung (Polban) dan IPB University.
Mega sempat mengikuti ospek dan perkuliahan di Polban, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk berhenti karena sistem perkuliahan di sana tidak memungkinkan mahasiswa untuk mengambil dua gelar sekaligus. Akhirnya, setelah mempertimbangkan berbagai faktor, ia memilih IPB University di Sukabumi, satu-satunya kampus negeri di kota tersebut. Keputusannya ini didorong oleh minatnya yang besar terhadap dunia media digital dan keinginannya untuk mendalami bidang tersebut lebih jauh.
Menjadi Asisten Dosen: Dari Kekaguman hingga Mewujudkan Impian
Perjalanan Mega di dunia akademik semakin berkembang ketika ia memutuskan untuk menjadi asisten dosen (asdos). Sejak semester awal, ia sering melihat kakak tingkatnya yang menjadi asdos dan mengagumi mereka. Menurutnya, asisten dosen terlihat cerdas, percaya diri, dan memiliki banyak wawasan. Namun, di awal perkuliahannya, ia merasa bahwa menjadi asisten dosen adalah sesuatu yang sulit digapai.
Seiring waktu, Mega mulai menyadari bahwa kesempatan terbuka bagi siapa saja yang mau berusaha. Ia melihat bahwa menjadi asisten dosen bukan hanya tentang kecerdasan akademik, tetapi juga tentang kesiapan untuk belajar, berkomunikasi, dan membantu mahasiswa lain. Dengan tekad yang kuat, ia pun mencoba dan akhirnya berhasil menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Big Data dan Komunikasi Bisnis.
Namun, perjalanannya sebagai asisten dosen tidaklah mudah. Pada awalnya, Mega merasa gugup ketika harus berbicara di depan banyak orang. Ia belum terbiasa berbicara di depan kelas dan menghadapi mahasiswa lain yang mungkin lebih kritis. Untuk mengatasi hal tersebut, ia mulai dari tugas-tugas ringan seperti melakukan absensi dan membantu dosen dalam sesi praktik. Seiring berjalannya waktu, ia semakin percaya diri dan terbiasa dalam perannya. Kini, ia bahkan mampu mengarahkan mahasiswa secara lebih aktif, terutama menjelang Ujian Tengah Semester (UTS).
Menjadi seorang asisten dosen tentu memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terbesar yang Mega hadapi adalah mengajar mata kuliah yang sebelumnya belum pernah ia pelajari. Sebagai asisten dosen, ia harus memahami materi dengan baik sebelum menjelaskan kepada mahasiswa lain. Oleh karena itu, ia harus terus belajar dan memperdalam pemahamannya sebelum menghadapi kelas.
Selain itu, Mega juga menghadapi tantangan dalam hal manajemen mahasiswa. Salah satu tantangan yang cukup sulit adalah mengelola mahasiswa yang jarang masuk kelas. Ketika ada mahasiswa yang sering absen, pendataan nilai menjadi lebih sulit, karena ia harus memastikan bahwa mereka tetap mendapatkan materi yang diperlukan agar tidak tertinggal dalam perkuliahan.
Di sisi lain, ada banyak momen berharga yang membuat Mega semakin yakin dengan perannya sebagai asisten dosen. Salah satunya adalah ketika mahasiswa yang awalnya kesulitan memahami materi akhirnya bisa mengerti setelah ia bantu menjelaskan. Menurutnya, itu adalah perasaan yang sangat membanggakan dan memotivasi dirinya untuk terus berbagi ilmu dengan mahasiswa lainnya.
Sebelum menjadi asisten dosen, Mega aktif di berbagai organisasi kampus. Namun, memasuki semester delapan, ia memilih untuk lebih fokus menyelesaikan skripsi dan mulai bekerja penuh waktu. Baginya, pengalaman di organisasi telah memberikan banyak pelajaran berharga, tetapi pada tahap ini, prioritas utamanya adalah menyelesaikan studi dengan baik.
Meski tidak lagi aktif dalam organisasi, Mega tetap mengikuti perkembangan dunia komunikasi digital dan media. Ia percaya bahwa bidang ini memiliki potensi besar dan terus berkembang pesat. Hampir semua aspek kehidupan kini terhubung dengan media digital, baik dalam dunia bisnis, pendidikan, maupun hiburan. Menurutnya, strategi digital marketing dan personal branding menjadi semakin penting, dan siapa pun yang ingin sukses di era digital harus memahami bagaimana cara memanfaatkannya secara efektif.
Rencana Masa Depan dan Impian untuk Berkembang
Mega tidak berhenti pada pencapaiannya saat ini. Ia memiliki rencana untuk melanjutkan studi di bidang komunikasi digital dan media, terutama jika ada kesempatan mendapatkan beasiswa. Ia ingin terus mendalami ilmu yang telah ia pelajari dan mengembangkan keahliannya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar di bidang ini.
Selain itu, ia juga berencana untuk terus berkarier di dunia komunikasi digital, baik di sektor akademik maupun industri. Baginya, dunia digital menawarkan peluang yang luas dan selalu berkembang. Ia ingin menjadi bagian dari perkembangan tersebut dan terus berinovasi dalam bidang yang ia tekuni.
Bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi asisten dosen, Mega memiliki pesan penting:
“Semangat! Nggak ada yang nggak mungkin, asal kita mau berusaha dan konsisten. Rajin- rajin jaga nilai, perbanyak pengalaman, dan jangan cuma fokus ke teori—skill juga penting! Jadi asdos itu bukan cuma soal pintar, tapi juga soal mau terus belajar dan bisa berkomunikasi dengan baik. Kalau ada yang tertarik, yuk coba! Siapa tahu ini bisa jadi jalan buat kamu mengembangkan diri dan menambah pengalaman baru.”
Menurut Mega, menjadi asisten dosen adalah pengalaman yang sangat berharga. Tidak hanya memperkaya ilmu, tetapi juga membantu dalam mengembangkan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen waktu. Ia berharap semakin banyak mahasiswa yang berani mencoba dan melihat pengalaman ini sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.
Kisah perjalanan akademik Mega adalah contoh nyata bahwa dengan usaha, tekad, dan kemauan untuk belajar, seseorang bisa mencapai hal-hal yang awalnya terasa sulit. Dari seorang mahasiswa yang awalnya hanya mengagumi para asisten dosen, Mega kini menjadi salah satu dari mereka dan terus berkembang dalam perannya.
Keputusannya untuk memilih IPB University, mendalami dunia komunikasi digital, serta menjadi asisten dosen telah membentuk dirinya menjadi individu yang lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Dengan impian untuk terus berkembang dan berkarier di bidang komunikasi digital, Mega membuktikan bahwa setiap langkah yang diambil dengan tekad dan dedikasi akan membawa seseorang menuju kesuksesan.
Perjalanan ini belum berakhir, dan masa depan masih terbuka lebar bagi Mega untuk terus mengeksplorasi potensinya. Ia adalah contoh inspiratif bagi mahasiswa lain yang ingin berkembang di dunia akademik dan profesional.***
Komentar