www.ranaipos.com –Tanjungpinang : Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Tanjungpinang-Bintan sukses menggelar Festival Moon Cake 2025 di Jalan Merdeka, Tanjungpinang, pada Sabtu (4/10/2025) malam. Kegiatan ini menjadi puncak perayaan budaya Tionghoa yang dikemas meriah dalam rangka menyambut Festival Musim Gugur, tradisi tahunan yang penuh makna.
Festival Moon Cake atau Festival Kue Bulan dikenal sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur dalam budaya Tionghoa. Acara yang berlangsung semarak ini disambut antusias oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan etnis.
Ketua Panitia, Rudy Santoso, menyampaikan bahwa festival tahun ini merupakan penutup rangkaian kegiatan sejak 22 September lalu. Selain pertunjukan budaya dan pawai lampion, PSMTI juga menggelar bazar UMKM sebagai langkah nyata mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata lokal.
“Kita ingin menghidupkan kembali nostalgia masa lalu. Tahun ini kami kembali menghadirkan pawai lampion yang menjadi ciri khas perayaan Moon Cake,” ujar Rudy.
Puncak acara ditandai dengan kehadiran sekitar 1.500 peserta pawai lampion yang memeriahkan suasana malam dengan gemerlap cahaya. Selain itu, sebanyak 250 stand UMKM turut meramaikan area festival, menghadirkan aneka kuliner, kerajinan, dan produk lokal lainnya.
“Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, kami merasa senang dan puas. Stand UMKM selalu ramai setiap malam. Kami yakin omset para pedagang meningkat di atas rata-rata,” tambah Rudy.
Festival ini mengusung tema “Merajut Persatuan dan Keberagaman yang Harmonis”. Tema tersebut diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat lintas etnis dan komunitas, termasuk dari luar daerah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kolaborasi ini menjadi yang pertama, dan kami berharap bisa terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” tutup Rudy.
Rudy juga memastikan bahwa Festival Moon Cake akan menjadi agenda tahunan PSMTI Tanjungpinang-Bintan sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus mempererat keharmonisan antarwarga.
Dengan suksesnya acara ini, Festival Moon Cake Tanjungpinang bukan hanya menjadi perayaan budaya, tapi juga ajang pemersatu masyarakat dalam semangat keberagaman yang inklusif
Sementara itu, Ketua PSMTI Tanjungpinang, Djoni Janto, turut menyampaikan pesan kebersamaan yang diusung dalam perayaan ini.
“Melalui bazar Moon Cake, pawai lampion, dan malam festival, kita rajut persatuan di dalam kebhinekaan. Budaya Moon Cake membawa pesan kesejahteraan, persatuan, dan kedamaian untuk kita semua,” ujar Djoni.
Festival ini tak hanya menjadi pesta budaya, tetapi juga panggung inklusif yang mempertemukan ragam identitas dalam satu semangat: merayakan keberagaman dalam harmoni. .(dv)





Komentar