www.Ranai.Pos.com Natuna, Pada 2 Februari lalu, sejumlah kawasan di Kepulauan Anambas terputus jaringan telekomunikasinya, alias mengalami blackout. Kejadian ini disebabkan oleh putusnya kabel fiber optik Palapa Ring Barat.
Direktur Utama PT Palapa Ring Barat Syarif Lumintarjo menjelaskan kronologi putusnya kabel fiber optik mereka di kawasan tersebut dalam sebuah konferensi pers virtual, Kamis (11/2/2021).
Menurut Syarif, kejadian ini putusnya kabel fiber optik Palapa Ring Barat ini terjadi sejak 21 Januari lalu. Yaitu putusnya kabel yang menghubungkan antara Tanjung Bemban, Batam dan Tarempa, Kepulauan Riau (Kepri).
Kabel ini putus akibat terkena jangkar dari kapal asing yang terkena cuaca buruk di kawasan tersebut, sekitar 19,4 km dari Tanjung Bemban. Kapal tersebut mengalami kerusakan mesin, dan kemudian terpaksa ditarik oleh pihak berwajib ke pelabuhan.
“Kapal tersebut merusak kabel kita, mereka engine-nya rusak, terombang-ambing di laut dan buang jangkar sembarangan,” ujar Syarif dalam konferensi pers tersebut.
Namun saat kabel tersebut putus, Syarif menyebut tak berdampak pada layanan telekomunikasi di kawasan tersebut. Sebabnya jalur koneksinya masih bisa dilayani oleh kabel fiber optik dari arah Singkawang, Kalimantan Barat.
“Pada saat kejadian, tidak memberikan efek layanan yang cukup berarti ke Tarempa dan Ranai, karena bandwidth bisa disuplai dari Singkawang,” pungkasnya.
Namun masalah berikutnya terjadi pada 2 Febuari siang, yaitu saat kabel optik dari Singkawang terputus. Menurut Syarif kabel ini putus karena ada pembangunan kabel optik di Ranai, Kepri, yang memutus sambungan antara Ranai dan Tarempa.
“Ada pembangunan kabel optik, yang membuat kabel dari Singkawang putus di darat. Jadi koneksi dari Ranai ke Tarempa putus. Peristiwa ini membuat Tarempa tidak mendapat bandwidth, atau istilahnya blackout,” ujar Syarif.
Sialnya, menurut Syarif, pada saat bersamaan juga ada masalah koneksi antara Ranai dan Singkawang, yang terjadi pada perangkat milik Palapa Ring Barat. Masalah ini menurutnya bisa diperbaiki keesokan harinya, yaitu pada 3 Februari.
Sementara sambungan antara Ranai dan Tarempa baru bisa diperbaiki pada 5 Februari, dan artinya koneksi internet di Kepulauan Anambas sudah bisa digunakan kembali.
Namun hingga kini putusnya kabel yang menyambungkan Tanjung Bemban dan Tarempa belum bisa diperbaiki. Menurut Syarif ada beberapa hal yang menghambat upaya perbaikan kabel ini, yaitu buruknya cuaca dan sulitnya perizinan selama pandemi.
“Karena lagi pandemi, perizinan untuk pekerjaan di bawah laut jadi complicated. Lalu kedua karena musim yang tak menentu, angin kencang dan ombak tinggi, membuat tim kami kesulitan melakukan restorasi,” jelasnya.
Lebih lanjut Syarif mengharapkan kepada semua pihak agar ke depannya lebih berhati-hati saat akan melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
“Saya mohonkan untuk para operator, yuk kita kolaborasi, saling berinfo kalau ada pembangunan jaringan,” tutupnya.(fin)
Komentar