Nadia Putri Utami lahir di Sukabumi pada 19 Desember 2003. Ia merupakan anak tunggal yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang lekat dengan dunia seni dan pendidikan. Ayahnya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang juga memiliki hobi bermusik, sementara ibunya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berprofesi sebagai guru sekaligus penyanyi dan pelatih vokal bagi siswa yang mengikuti lomba seni.
Sejak kecil, Nadia sudah diperkenalkan pada musik dan budaya Sunda. Ibunya kerap mengajaknya mendengarkan lagu-lagu Sunda dan mengajarinya menyanyi sejak usia dini. Ia pun tumbuh menjadi anak yang ekspresif, percaya diri, dan memiliki kecintaan terhadap seni, terutama di bidang tarik suara.
“Aku suka banget tampil di depan banyak orang, rasanya kayak ada kepuasan tersendiri kalau bisa nyanyi dan menghibur mereka,” ujar Nadia, saat diwawancarai, Kamis, (13 Februari 2025).
Minatnya dalam dunia tarik suara mulai terlihat sejak usia lima tahun. Orang tuanya yang menyadari bakat Nadia segera mengarahkannya untuk ikut berbagai lomba, baik di bidang pop maupun musik tradisional Sunda. Sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), ia sudah sering mengikuti perlombaan menyanyi, bahkan juga sempat mencoba fashion show.
Ketika memasuki sekolah dasar, Nadia semakin serius dalam menekuni dunia seni. Ia mulai mengikuti lomba menyanyi secara rutin dan hampir setiap tahun menjadi perwakilan sekolahnya dalam berbagai ajang. Salah satu ajang yang paling sering ia ikuti adalah Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) dan Pasanggiri Bahasa Ibu, yang selalu mengantarkannya meraih juara. Sejak 2012 hingga 2022, Nadia secara konsisten menjuarai kompetisi ini di tingkat kota, hingga akhirnya mewakili Kota Sukabumi ke tingkat provinsi. “Setiap tahun aku pasti ikut lomba, dan rasanya kayak udah jadi bagian dari hidup aku. Walaupun ada rasa capek dan tekanan, tapi justru dari sana aku belajar banyak hal,” katanya.
Perjalanan kompetitif Nadia mencapai puncaknya saat ia berhasil meraih juara 1 tingkat Provinsi Jawa Barat dalam lomba kawih, mengalahkan 27 peserta dari berbagai daerah. Ini adalah pencapaian besar bagi dirinya yang telah berlatih selama bertahun-tahun dan mengorbankan banyak waktu untuk mencapai level tersebut.
Selain bernyanyi, Nadia juga aktif di berbagai kegiatan sekolah. Ia pernah bergabung dalam Pramuka, Paskibra, dan Teater, di mana ia belajar tentang disiplin, kerja sama tim, dan seni peran. Di dunia teater, ia sering berperan sebagai aktris dan memiliki pengalaman dalam dunia akting serta photoshoot.
Tak hanya itu, Nadia juga memiliki kepedulian terhadap isu sosial dan sering terlibat dalam organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan. Ia pernah bergabung dengan komunitas Sensible Indonesia dan Girl Up Sukabumi, di mana ia berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial dan kampanye kesetaraan gender.
Perjalanan Setelah Lulus Sekolah
Lulus dari SMA, Nadia menghadapi tantangan besar dalam hidupnya. Salah satu momen paling berat adalah ketika ia tidak diterima di SMA dan universitas impiannya. Bagi seseorang yang terbiasa meraih prestasi, kegagalan ini menjadi pukulan besar. “Waktu itu aku bener-bener sedih dan ngerasa kayak semua usaha aku sia-sia. Tapi aku ingat kata-kata ibu aku, ‘Balas dengan prestasi’. Itu yang bikin aku bangkit,” ungkapnya.
Dengan semangat baru, Nadia memutuskan untuk terus berkompetisi di SMA barunya. Ia pun berhasil membuktikan bahwa sekolah bukanlah batasan bagi seseorang untuk berprestasi. Di sekolah tersebut, ia tetap aktif di dunia seni dan berhasil meraih juara 1 tingkat Provinsi Jawa Barat dalam lomba kawih. Prestasi ini menjadi pembuktian bahwa dirinya tetap bisa sukses di mana pun berada.
Tak hanya di bidang seni, Nadia juga aktif di dunia akademik. Sejak SD hingga SMA, ia selalu masuk dalam tiga besar siswa dengan nilai terbaik dan bahkan pernah meraih nilai ujian nasional tertinggi di sekolahnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Nadia semakin melebarkan sayapnya. Pada tahun 2022, ia terpilih sebagai Mojang Parigel Kota Sukabumi dalam ajang Pasanggiri Mojang Jajaka. Ia juga meraih prestasi di tingkat provinsi dengan terpilih sebagai Smilling West Java Ambassador 2023, sebuah gelar yang membawanya berperan dalam mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Jawa Barat.
Pada tahun yang sama, Nadia melanjutkan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Di sana, ia kembali membuktikan kemampuannya dengan dinobatkan sebagai Duta Terpilih 1 Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Tantangan dan Perjuangan
Perjalanan Nadia tidak selalu berjalan mulus. Mengikuti berbagai kompetisi tingkat tinggi berarti harus menghadapi persaingan ketat dan tekanan mental yang besar. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bagaimana mengatasi overthinking dan rasa takut gagal. “Kadang aku terlalu mikirin omongan orang. Takut kalau penampilan aku gak maksimal, takut gak bisa ngasih yang terbaik. Tapi akhirnya aku sadar kalau aku harus fokus sama diri sendiri dan percaya sama proses,” tuturnya.
Selain itu, faktor fisik juga menjadi tantangan tersendiri. Jadwal latihan yang padat, perjalanan jauh ke tempat kompetisi, dan kesibukan akademik membuatnya sering merasa kelelahan. Namun, dengan manajemen waktu yang baik, ia berhasil menjalani semuanya dengan optimal.
Kegigihan dan dedikasinya membuatnya semakin dikenal di berbagai instansi, termasuk Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan. Kini, ia kerap mendapatkan undangan untuk tampil dalam acara resmi dan juga terlibat dalam berbagai kegiatan promosi budaya.
Nadia Putri Utami adalah sosok yang membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad, dan dukungan yang kuat dari keluarga, seseorang dapat mencapai lebih dari yang mereka bayangkan. Ia terus berusaha menjadi suara yang membawa perubahan, bukan hanya dalam dunia seni, tetapi juga dalam kehidupan banyak orang.***
Komentar