No Result
View All Result
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 7 Desember 2025
Ranai Pos
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Anambas
  • Seputar Kepri
    • All
    • Batam
    • Bintan
    • Karimun
    • Lingga
    • Tanjungpinang
    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Anambas
  • Seputar Kepri
    • All
    • Batam
    • Bintan
    • Karimun
    • Lingga
    • Tanjungpinang
    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Polwan Polres Bintan Gelar Jumat Berkah, Beri Dukungan untuk Lansia Penderita Stroke di Kawal

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

    Patroli Bea Cukai Batam Kejar Kapal di Malam Hari, 371 Ribu Batang Rokok Ilegal Berhasil Diamankan

  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
No Result
View All Result
Ranai Pos
No Result
View All Result

Mengapa Walikota Muslim Bisa Menang di Amerika Serikat?

Oleh : Dr. H. Amirudin, MPA

rapi by rapi
24/11/2025 12:00 PM
in Berita, Opini
0
Zohran Kwame Mamdani, seorang Muslim muda keturunan India–Uganda, terpilih sebagai Wali Kota New York City, (fhoto_dok_net)

Zohran Kwame Mamdani, seorang Muslim muda keturunan India–Uganda, terpilih sebagai Wali Kota New York City, (fhoto_dok_net)

0
SHARES
15
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah dinamika politik Amerika Serikat yang sering digambarkan sarat polarisasi identitas, kemenangan sejumlah tokoh Muslim dalam pemilihan wali kota di berbagai kota menandai babak baru dalam lanskap demokrasi negara itu. Tokoh-tokoh seperti Abdullah Hammoud di Dearborn, Amer Ghalib di Hamtramck, Sumbul Siddiqui di Cambridge, hingga Zohran Mamdani yang terpilih sebagai wali kota Muslim pertama di New York, menunjukkan bahwa politik lokal Amerika kian membuka ruang bagi pemimpin dari kelompok minoritas. Fenomena ini menarik dicermati, terutama bagi Indonesia yang juga tengah memperkuat demokrasi inklusif.

Setidaknya terdapat beberapa faktor penting yang menjelaskan mengapa kandidat Muslim—yang secara nasional masih merupakan kelompok minoritas—mampu meraih dukungan luas dan memenangkan kontestasi lokal di Amerika Serikat.

Pertama, perubahan demografi yang signifikan.

Kota-kota seperti Dearborn, Hamtramck, dan sebagian wilayah New Jersey mengalami pertumbuhan pesat komunitas Arab, Asia Selatan, dan Afrika. Kehadiran populasi Muslim yang cukup besar menciptakan basis elektoral yang kuat, sekaligus mendorong keterlibatan politik yang lebih aktif. Ketika warga merasa memiliki keterwakilan yang sesuai dengan identitas dan aspirasi mereka, partisipasi politik pun meningkat.

Baca Juga

KKN STAI Natuna 2025 Resmi Dilepas, 19 Mahasiswa Siap Mengabdi di Pulau Seluan

Bupati Aneng Tinjau Banjir Rob di Jalan Patimura, Minta Tim Tetap Siaga Hingga Air Surut

Kedua, mobilisasi politik komunitas imigran.

Sejak pasca peristiwa 11 September, komunitas Muslim di Amerika semakin menyadari pentingnya representasi politik. Organisasi seperti CAIR, Emgage, dan jaringan masjid berhasil membangun kesadaran politik baru, mendorong pendaftaran pemilih, dan mengorganisir kampanye akar rumput yang intensif. Dalam banyak kasus, kemenangan wali kota Muslim bukan hanya karena jumlah pemilih Muslim, tetapi juga karena tertatanya kerja politik yang sistematis.

Ketiga, isu lokal lebih menentukan daripada identitas agama.

Pemilihan wali kota di Amerika bersifat sangat lokal. Warga lebih peduli pada soal perumahan, keamanan, transportasi, pendidikan, atau pajak kota, daripada identitas kandidat. Inilah yang memberi ruang bagi tokoh Muslim berkompetensi profesional—mulai dari dokter, akademisi, hingga legislator muda—untuk menawarkan solusi konkret. Ketika kandidat dianggap mampu menghadirkan perubahan, identitas agama menjadi isu sekunder, bahkan tidak relevan bagi banyak pemilih.

Keempat, munculnya kekecewaan terhadap elite lama.

Di sejumlah kota, para pemilih menginginkan wajah baru yang lebih segar, antikorupsi, dan dekat dengan warga. Kondisi ini dimanfaatkan dengan baik oleh para kandidat Muslim yang sering datang dari pengalaman hidup sebagai imigran atau anak imigran—mereka tampil lebih membumi, berbicara tentang kebutuhan warga kelas pekerja, dan bekerja keras membangun kedekatan melalui kampanye dari pintu ke pintu.

Kelima, kemampuan membangun koalisi lintas ras dan agama.

Keberhasilan menjadi wali kota tidak pernah ditopang oleh suara satu kelompok saja. Kandidat Muslim ini sukses merangkul komunitas kulit putih progresif, Latin, Afrika-Amerika, hingga pemilih muda yang menginginkan keberagaman representasi. Dalam konteks ini, kemenangan mereka menjadi bukti efektivitas politik inklusif: mereka tidak tampil sebagai “wakil Muslim semata”, tetapi sebagai pemimpin kota untuk semua warga.

Keenam, perubahan budaya politik kota-kota urban Amerika.

Banyak kota besar dan sedang di Amerika tumbuh dengan nilai-nilai pluralisme, toleransi, dan keterbukaan. Identitas minoritas tidak lagi dianggap hambatan, tetapi justru dilihat sebagai kekuatan yang mencerminkan wajah baru kota. Di sinilah kemenangan wali kota Muslim menjadi simbol transformasi sosial: kota bukan lagi sekadar ruang geografis, tetapi juga ruang identitas kolektif yang terus berkembang.

Ketujuh, ketahanan menghadapi diskriminasi.

Tidak dapat dipungkiri, para kandidat Muslim kerap menghadapi Islamofobia atau narasi negatif saat kampanye. Namun cara mereka merespons dengan tenang, elegan, dan fokus pada isu publik, justru meningkatkan kepercayaan pemilih. Publik melihat mereka sebagai pemimpin yang matang, mampu meredam konflik identitas, dan memprioritaskan kepentingan kota di atas segalanya.

Kemenangan para wali kota Muslim di Amerika Serikat menunjukkan bahwa demokrasi, pada tingkat paling lokal, sedang bergerak ke arah yang lebih inklusif. Kota-kota menjadi arena tempat minoritas tidak hanya hadir sebagai warga, tetapi juga sebagai pemimpin yang dipercaya mengelola masa depan bersama. Fenomena ini memberi pelajaran penting: bahwa keberagaman bukan sekadar slogan, melainkan energi sosial yang jika dikelola dengan baik dapat melahirkan kepemimpinan baru yang lebih segar, lebih empatik, dan lebih representatif.

Di saat berbagai negara menghadapi tantangan polarisasi, pengalaman kota-kota di Amerika ini mengingatkan bahwa demokrasi justru menemukan vitalitasnya ketika memberi ruang kepada mereka yang selama ini berada di pinggiran. Dari ruang-ruang kota itulah muncul pemimpin yang membawa harapan: bahwa masa depan demokrasi adalah masa depan yang berlapis, beragam, dan saling menghargai.***

Komentar

Berita Terkini

Penyerahan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna di Kecamatan Pulau Seluan, Kabupaten Natun

KKN STAI Natuna 2025 Resmi Dilepas, 19 Mahasiswa Siap Mengabdi di Pulau Seluan

55 menit lalu

Bupati Aneng Tinjau Banjir Rob di Jalan Patimura, Minta Tim Tetap Siaga Hingga Air Surut

Pemkab Anambas Gelar Patroli Malam Antisipasi Banjir Rob, Personel Disebar di Titik Rawan

Pemkab Anambas Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Banjir Rob, Bupati Aneng Adakan Rapat

Banjir Rob Meningkat, Warga Pesisir Tanjungpinang Diminta Waspada hingga 13 Desember

Ranai Pos

Follow Us

  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Seputar Kepri
  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Tentang Kami
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018 Ranai Pos. All Rights Reserved. Designed by Universal Webstudio

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Natuna
  • Seputar Kepri
  • Wisata
  • Opini
  • Galeri Foto
  • Iklan
  • Tentang Ranai Pos
  • Contact
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018 Ranai Pos. All Rights Reserved. Designed by Universal Webstudio

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In