www.ranaipos.com – Anambas : Dalam rangka mendukung Kesuksesan acara Event Padang melang International Folklore Festival (IFF) tahun 2024 Batik Cual Mangrove yang di produksi oleh kelompok masyarakat Desa Genting Pulur kini kembali di Tampilkan di Stand Bazar Milik Kecamatan Jemaja Timur, Selasa (11/06/2024).
Batik Cual Khas Anambas ini merupakan Program Seni membatik yang dikerjakan oleh Kelompok Masyarakat Khusus Desa Genting Pulur dan di dukung oleh Perusahaan Migas Harbour Energi selaku Sponsor yang bekerjasama dengan Komunitas Kompak Kepulauan Anambas.
Andri Kristianto, Community Investment Manager di saat menghadiri acara giat IFF sembari menyambangi pameran Stand Bazar milik Kecamatan Jemaja Timur untuk melihat hasil produksi Batik yang dikerjakan oleh kelompok masyarakat Penggiat Batik Genting Pulur tersebut.
Saat melihat pameran Bazar Kecamatan Jemaja Timur kalau itu, Andri merasa terkesan ketika melihat hasil Batik Cual Khas Kepulauan Anambas yang di produksi oleh Kelompok Masyarakat Binaan Harbour Energi tersebut yang bisa ikut kontestasi pameran dalam event Festival Padang Melang Tahun ini.
meskipun tergolong baru kata Andri, dalam menggeluti dunia Batik, namun kelompok penggiat Batik Mangrove Genting Pulur dinilai berhasil menciptakan suasana baru dan mampu memukau mata pengunjung yang berkunjung di Stand Bazar tersebut. Semua itu kata Andri dikarenakan karya dari tangan para Pengrajin Batik Mangrove Genting Pulur ini menurutnya sangat baik dan memiliki gaya tarik tersendiri.
“Yang paling saya banggakan adalah berarti Ide kami dalam mengembangkan kapasitas dari warga Genting Pulur ini bersambut sehingga pada suatu hari nanti harapan kami warga Desa Genting Pulur ini memiliki satu keahlian yang bisa dimanfaatkan untuk kemandirian bagi masyarakat Genting Pulur, “Harap Andri.
Dirinya juga menyampaikan, batik produksi dari penggiat batik Genting Pulur bukan sekedar mengandalkan corak motif batik ciri khas Anambas, namun pengrajin Batik Manggrove Genting Pulur ini juga mampu menonjolkan keunikan dari batik yang di tampilkan serta mengedepankan kwalitas dari jenis kain yang digunakan.
Dirinya menjelaskan, selama ini Limbah Porpagul tidak memiliki nilai sama sekali di mata masyarakat secara umum, namun dibalik semua itu, ternyata ada manfaat yang tidak banyak orang mengetahui nya, yang mana bahwa Limbah dari buah Porpagul (Buah Bakau) bisa dijadikan bahan dasar pewarna dalam pembuatan kain batik. Kini melalui Harbour Energi yakni Perusahaan Migas yang beroperasi di Kepulauan Anambas telah membuka pola fikir masyarakat dalam pemanfaatan Limbah yang tak bernilai menjadi nilai Ekonomi yang tentunya mampu meningkatkan perekonomian dan kreatifitas warga setempat.
“Seperti bapak tau, kami beroperasi di wilayah Kepulauan Anambas. Kenapa kami pilih Genting Pulur karna kami melihat ini ada satu potensi yang bisa dikembangkan. Jadi pesan yang mendalam adalah kami ingin sekali melihat kemandirian dari warga Genting Pulur pada khususnya”, jelasnya.
Andri juga apresiasi terhadap hasil dari apa yang Harbour Energi berikan ke warga Genting Pulur.
“Jika berbicara soal kepuasan tentu kami tidak akan pernah merasakan puas, namun kami senantiasa ingin meningkatkan dukungan kami dan kami juga ingin melihat bahwa dukungan yang kami berikan ini betul-betul berhasil, sehingga pada suatu hari nanti kami bisa mewarisi satu hal yang bisa dibanggakan untuk masyarakat Genting Pulur, ” harapnya.
Dijelaskan Andri bahwa salah satu sasaran dari kebijakan perusahaan meraka adalah pendidikan, sebab pendidikan merupakan pilar penting dari investasi sosial di perusahaani.
“Insya Allah kami akan selalu memonitor program-program yang paling layak, paling pantas dan paling tepat untuk dilaksanakan di wilayah kerja kami. Jadi kami akan pantau bahwa kira-kira apakah program Batik Manghruve ini cocok apa tidak, kami akan evaluasi dan akan terus kami monitor apabila itu memang cocok maka program akan kami lanjutkan, “jelas Andri. *(Heri).
Komentar